![]() |
| Ilustrasi bumi semakin memanas |
Amerika Serikat,Wartanegri - Laporan United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change mencatat bahwa Bumi telah dengan cepat menghangat 1,1 derajat celcius lebih tinggi dari tingkat pra industri, dan sekarang bergerak menuju 1,5 derajat celcius. Angka itu merupakan ambang batas kritis iklim yang disepakati para pemimpin dunia untuk menghindari dampak lebih buruk.
Mengurangi emisi gas rumah kaca dan menurunkan kadar karbon dioksida dari atmosfer diharapkan jadi langkah awal menghentikan tren tersebut. "Intinya, kita memiliki waktu nol tahun lagi untuk menghindari perubahan iklim yang berbahaya," kata Michael E. Mann, penulis utama laporan IPCC tahun 2001, mengutip CNN, Selasa (10/8/2021).
Tidak seperti penilaian sebelumnya, laporan yang dirilis awal pekan ini menyimpulkan bahwa "tidak diragukan lagi" manusia telah menyebabkan krisis iklim. Juga, menegaskan bahwa "perubahan yang meluas dan cepat" telah terjadi, beberapa di antaranya tidak dapat diubah.
Narasinya mengarah pada bukti pemanasan Bumi lebih cepat daripada prediksi para ilmuwan sebelumnya. Sejak 2018, ketika panel menerbitkan laporan khusus tentang pentingnya batas 1,5 derajat celcius, emisi gas rumah kaca sebagian besar terus berlanjut.
Bahkan, di bawah skenario IPC paling optimis, yakni emisi dunia mulai turun tajam hari ini dan dikurangi jadi nol bersih pada 2050, suhu global masih akan mencapai puncaknya di atas ambang batas 1,5 derajat celcius sebelum turun. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut laporan itu "kode merah untuk manusia."
"Satu-satunya cara untuk mencegah (kenaikan suhu Bumi) melebihi ambang batas adalah dengan segera meningkatkan upaya bersama, dan mengejar jalan paling ambisius," kata Guterres.
Laporan IPCC dirilis tiga bulan sebelum pembicaraan perubahan iklim internasional yang dipimpin PBB berlangsung. Pada penyelenggaraanya, para pemimpin global diharapkan memperkuat komitmen mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.(Red)





